LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Indikator Asam Basa
Disusun oleh
kelompok 3 :
1. Alvone F.S. Kondoallo
(02)
2. Azzahra Damayanti (10)
3. Jerianus Tanning (16)
4. Nadya Dwi Chairunnisa (22)
5. Nofitasari (23)
6. Nurul Muchlisah Akbar
(29)
7. Ronaldo Tandirerung (33)
SMA NEGERI 16 MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KOTA MAKASSAR
A. Judul
Membuat
Indikator asam basa dari bahan alami.
B. Dasar Teori
Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
PENGERTIAN ASAM DAN BASA
Kata “asam” berasal dari bahasa
Latin “acidus” yang berarti masam. Asam adalah zat (senyawa) yang
menyebabkan rasa masam pada berbagai materi. Basa adalah zat(senyawa) yang
dapat beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan
basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa
saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan
licin.
Asam dan basa sangat erat kaitannya
dalam kehidupan kita, didalam tubuh manusia juga terdapat keseimbangan asam
basa untuk beradaptasi dan tetap menjaga fungsinya dengan baik. Contohnya saja
seperti asam lambung yang dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat pada
makanan yang kita konsumsi. Begitu juga dengan gaya hidup kita sehari-hari
sangat sering dihadapkan dengan asam basa tersebut, seperti asam cuka, minuman
bersoda, jeruk, aki bersifat asam. Sedangkan sabun dan bahan pembuatan pupuk
yang bersifat basa. Beberapa hewan tertentu juga mempertahankan diri dengan
menghasilkan basa, seperti sengatan tawon.
TEORI ASAM DAN BASA
TEORI ARRHENIUS
Teori Asam-Basa dikemukakan oleh
beberapa ilmuwan, salah satunya adalah Teori Arrhenius yang mengatakan Asam
adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidrogen
(H+) jika dilarutkan dalam air, Sedangkan basa merupakan suatu sifat yang
mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan
dalam air. Reaksi asam basa (reaksi penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O
dari ion-ion H+ dan OH-.
TEORI
BRONSTEA-LOWRY
Teori lainnya dikemukakan yaitu Teori
Bronsted-Lowry yang mengatakan asam berupa senyawa yang dapat
memberi proton (H+) kepada senyawa lain, sedangkan basa dapat menerima
proton (H+) dari senyawa lain. Reaksi asam basa adalah reaksi perpindahan
proton dari satu senyawa ke senyawa yang lain.
Perhatikan contoh berikut.
NH4
+ (aq) + H2O(l) ⎯→ NH3(aq)
+ H3O+(aq)
asam
basa
H2O(l)
+ NH3(aq) ⎯⎯→ NH4+(aq) + OH–(aq)
asam
basa
- Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton).
- Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
- Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :
- Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
- Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
Asam dan
Basa Konjugasi
- Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam tersebut.
- Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
- Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam-basa konjugasi.
TEORI LEWIS
Teori
terakhir yaitu Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa
yang dapat
Menerima
pasangan elektron bebas dari senyawa lain, sedangkan Basa adalah senyawa
yang dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa) yang lain.
Reaksi asam basa adalah adalah reaksi pembentukan ikatan antara asam dan basa.
Teori asam
basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
·
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang
berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama
sekali.
·
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak
melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3
dan NH3
SIFAT ASAM DAN BASA
1.
Sifat-sifat asam yaitu :
- Rasanya masam/asam
- Bersifat korosif atau merusak
- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di tuliskan sebagai berikut:
HA (aq) à H+ (aq) + A- (aq)
- Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah, kertas lakmus tersebut tidak akan berubah warna. Indikator adalah suatu alat untuk menunjukkan suatu zat apakah bersifat asam maupun basa.
2.
Sifat-sifat basa yaitu:
- Rasanya pahit
- Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian basa menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut:
BOH (aq) à B+ (aq) + OH- (aq)
- Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan mengubah warna kertas lakmus tersebut.
Basa adalah
zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka
akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat
satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Secara
umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari air suling
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator
asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami,
Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator
asam-basa alami.
1. Indikator
Buatan
Indikator buatan adalah indikator
siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia.
Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun
basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan
warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena
adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan
menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan
menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka,
sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak
akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan
proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan
sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein
pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan
kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus
merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas
lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna
biru akan kembali terbentuk.
2. Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan
alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral.
Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung
pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan
asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol
ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan
basa akan berwarna hijau.
C. Tujuan
Untuk mengetahui larutan asam, basa,
atau netral.
D. Alat dan Bahan
Alat :
1. Gelas Ukur 7 buah
2. Pipet Tetes 7 buah
3. Pengaduk
4. Pemeras Jeruk
5. Pisau
6. Tissue 100 sheets
Bahan :
1.
Jeruk Manis 3 buah
2.
Jeruk Nipis 3 buah
3.
Alkohol 70%
4.
Cuka
5.
Garam Halus
6.
Gula Pasir
7.
Detergen
8.
Aquade
E. Cara Kerja
1.
Menggerus
beberapa helai mahkota bunga sepatu, kulit manggis, kunyit dan kamboja
merah sampai halus dengan menggunakan
lumpang dan alu, kemudian tambahkan air ±
6 mL, ulangi langkah ini untuk kulit manggis, kunyit, dan kamboja merah.
2.
Menuangkan
kurang lebih 1 mL ekstrak tersebut ke dalam empat buah tabung reaksi yang
kering dan bersih.
3.
Menambahkan
cuka pada keempat tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes.
4.
Menggoyangkan
tabung dan mengamati perubahan warna yang terjadi kemudian catat hasilnya.
5.
Ulangi
langkah kerja di atas dengan menggunakan air jeruk, air kapur, dan air sabun.
F. Pengamatan
No
|
Bahan yang
diuji
|
Warna
setelah di campur dengan indikator
|
Sifat
Larutan
|
|||
Bunga
Sepatu
|
Kunyit
|
Bunga
Kamboja
|
Ekstrak
Kulit manggis
|
|||
1
|
Air Sabun
|
Hijau biru
|
Coklat
|
Coklat Muda
|
Merah Kecoklatan
|
Basa
|
2
|
Air Kapur
|
Hijau
|
Coklat kehitaman
|
Hijau kecoklatan
|
Coklat muda
|
Basa
|
3
|
Air Jeruk
|
Merah muda
|
Oranye
|
Oranye
|
Oranye
|
Asam
|
4
|
Air Cuka
|
Merah muda
|
Oranye
|
Oranye Muda
|
Oranye
|
Asam
|
Pertanyaan
Berdasarkan hasil percobaanmu, ekstrak mahkota bunga yang manakah yang
palik baik digunakan sebagai indikator asam basa ? Jelaskan jawabanmu
berdasarkan data-data yang kamu dapatkan dalam percobaan !
Jawab:
Menurut kelompok kami ekstrak mahkota bunga
yang paling baik sebagai indikator asam basa adalah ekstrak mahkota bunga
sepatu karena ketika dilarutkan dengan larutan basa (air sabun , air kapur)
menunjukan gejala dengan perubahan warna menjadi hijau. Dan ketika dilarutkan
dengan larutan asam ( air jeruk, air cuka ) akan menunjukan gejala dengan
berwarna merah.
G. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah kami lakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Bahwa air jeruk dan cuka bersifat
asam, sedangkan air sabun dan air kapur bersifat basa
.
2. Indikator asam basa terbaik pada
percobaan kami adalah ekstrak mahkota bunga sepatu karena ketika dilarutkan dengan larutan basa
menunjukan gejala dengan perubahan warna menjadi hijau. Dan ketika dilarutkan
dengan larutan asam akan menunjukan gejala dengan berwarna merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar